Assessment Anak Berkebutuhan Khusus (Anak Autis)
1) Identifikasi permasalahan pada anak
Berkebutuhan khusus?
Masalah-masalah anak autis :
1. Perilaku
-
Prilakunya sangat tidak wajar dan cenderung mengalihkan perhatian
-
Cenderung “peka secara berlebihan” (suara, sentuhan, irama) terhadap stimulus
lingkungan juga kerap membuat anak berprilaku kurang menyebnangkan
2. Pemahaman
Anak autis lebih merespon terhadap stimulus visual, sehingga interaksi dan
uraian verbal (apalagi yang panjang dalam bahasa yang rumit) akan sulit mereka
pahami.
3. Komunikasi
-
Anak autis sulit berekpresi diri
-
Sebagian besar dari mereka, meskipun dapat berbicara namun menggunakan kalimat
pendek dan kosakata yang sederhana
4. Interaksi
- Permasalahan
pada perkembangan sosialnya
- Sulit berkomunikasi
- Tidak mampu
memahami aturan-aturan dalam pergaulan, sehingga biasanya anak autis tidak
memiliki banyak teman
2) Menetapkan suatu perhatian
yang fokus pada pembelajaran?
Menetapkan suatu perhatian yang tepat
bagi anak autis disesuaikan dengan usia anak serta, kemampuan serta hambatan
yang dimiliki anak saat belajar, dan gaya belajar atau learning style
masing-masing anak autis. Metode yang digunakan biasanya bersifat kombinasi
beberapa metode. Banyak, walaupun tidak semuanya, anak autis yang berespon
sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode belajar yang banyak
menggunakan stimulus visual diutamakan bagi mereka. Pembelajaran yang
menggunakan alat bantu sebagai media pengajarannya menjadi pilihan. Alat Bantu
dapat berupa gambar, poster-poster, bola, mainan balok, dll. Pada bulan-bulan
pertama ini sebaiknya anak autis didampingi oleh seorang terapis yang berfungsi
sebagai guru pembimbing khusus.
1) One by one
2) Mata anak
harus fokus pada pengajar
3) Penyentuhan
secara fisik
3). Pembelajaran apa saja yang tepat untuk fokus tersebut?
1. Pembelajaran Anak Autis
Prinsip Pembelajaran Bagi Anak Autis
1. Prinsip Kekonkritan
Saat belajar guru mungkin dapan mengguanakn
benda-benda konkrit sebagai alat bantu atau media dan sumber pencapaian tujuan
pembelajaran
2. Prinsip Belajar Sambil
Melakukan
Proses pembelajaran tidak harus selamanya
bersifat informatif, tetapi bisa juga peserta didik diajak kedalam situasi
nyata sesuai dengan tuntutan tujuan yang ingin dicapai dan karakter bahan yang
diajarkan sehingga materi yang disampaikan dapat mengasah empati pada diri anak
autis.
3. Prinsip Keterarahan Wajah dan
Suara
- Siswa autis mengalami hambatan
dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi, sehingga kesulitan dalam memahami
setiap materi yang diajarkan oadanya
- Guru diharapkan mampu memberikan
pemahaman secara jelas, baik dalam gerak maupun suara
- Guru hendaknya menggunakan lafal/ejaan yang
jelas dan tegas, serta menghadap ke peserta didik serta mudah dimengerti.
4. Prinsip Kasih Sayang
- Anak autis memiliki hambatan atau kesulitan
pada konsentrasi sehingga berdampak negatif pada kognitifnya, dalam hal ini
anak autis membutuhkan kasih sayang yang tulus dari guru
- Guru hendaknya menggunakan bahasa yang
sederhana, tegas, jelas, memahami kondisi siswa dan menunjukkan sikap sabar,
rela berkorban, memberi contoh perilaku yang baik, ramah. Sehingga tumbuh
ketertarikan siswa, dan akhirnya mereka memiliki semangat untuk belajar.
5. Prinsip Kebebasan yang Terarah
- Siswa autis memiliki sikap yang tidak mau
dikekang dan semaunya sendiri
- Guru hendaknya mampu mengarahkan dan
menyalurkan segala perilaku anak ke arah positif dan berguna, baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk otang lain.
6. Prinsip Penggunaan Waktu Luang
- Siswa autis tidak bisa diam. Selalu ada saja
yang ia kerjakan sehingga lupa waktu tidur, istirahan dan lain sebagainya
- Guru hendaknya membimbing siswa dengan
mengisi waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
7. Prinsip Minat dan Kemampuan
- Guru harus mempu menggali minat dan kemampuan
siswa dalam pelajraan, untuk dijadiakan acuan dalam memberi tugas-tugas
tertentu
- Dengan memberi tugas yang sesuai, mereka akan
merasa senang , dan lama-kelamaan mereka akan terbiasa belajar.
8. Prinsip Emosional, Sosial, dan
Perilaku
- Anak autis memiliki ketidaksinambungan emosi,
sehingga berprilaku semaunya sendiri, dan tidak terkontrol dalam pergaulan
hidup bermasayarakat
- Guru harus berusaha mengidentifikasi problem
emosi anak, kemudian berupaya menghilangkannya untuk menumbuhakan sifat empati
pada lingkungan.
9. Prinsip Disiplin
- Anak autis biasanya memenuhi keinginannya
tanpa memperhatikan situasi dan kondisi di lingkungannya.
- Guru perlu membiasakan siswa untuk hidup
teratur dengan selalu diberikan keteladanan dan pembinaan dengan sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar